Pages

Saturday, December 3, 2011

Speak Out: Cara mengentaskan kemiskinan di Indonesia part 1

Indonesia disebut negeri kaya raya, gemah ripah loh jinawi :) Luas, punya kekayaan sumber daya alam yang melimpah, tapi penduduknya miskin >,< Paradoks yang mengerikan. Akhirnya timbul banyak pertanyaan, gimana caranya mengentaskan kemiskinan.  Menurutku, ada beberapa kebijakan yang harus dibuat pemerintah:
1. Memfasilitasi dan mendukung industri kecil menengah
Industri kecil dan menengah ini telah menyelamatkan Indonesia di krisis 2004 lalu, ketika negara negara adi kuasa jatuh, Indonesia bisa berdiri dengan mentereng karena pertumbuhan ekonominya masih plus! Kalau ga salah sekitar 4 - 6 %. Bagaimana tidak, negara lain pusing mikirin saham yang kolaps,Indonesia senyum - senyum aja karena IKM gak pake saham - sahaman.  Selain itu, industri IKM kreatif Indonesia, punya ciri khas sendiri di mata dunia :) Dulu pernah baca di koran, seniman - seniman di Bali mengekspor produknya ke Inggris. Tau dijual di mana? HARRODS, pusat perbelanjaan paling mewah di sana. Hebat, kan? Ini nih, kekuatan laten Indonesia yang harus dipupuk dan dibina. 

Pemerintah selama ini sudah memfasilitasi IKM dengan pemberian bantuan KUBE, kredit dengan bunga kecil dan lain - lain. Namun, selain pemberian fasilitasi dana, IKM perlu dibimbing untuk meningkatkan kualitas. Cara peningkatan kualitas, bisa saja dengan memberikan pelatihan dalam hal teknologi supaya proses produksi berjalan lebih efisien sehingga kuantitas maupun kualitas meningkat. 

Aku punya teman namanya Thoni. Ia sekolah di Sekolah Teknik di Gresik. Si thoni bikin sebuah mesin untuk IKM pembuat jenang jubung  ( makanan khas gresik). Dia bikin mesin ini supaya IKM lebih efisien dan makanan tradisional Indonesia tidak punah ( Motivasi yang sungguh mulia!) Kalian tahu cara buat jenang jubung? Jadi jenang jubung itu dimasukkan di dalam tungku besar dan panas, kemudian diaduk aduk selama 10 jam. Satu tungku bisa memuat sekitar puluhan kilo bahan jenang. Gendeng toh? Orang - orang di gresik masih mengaduk dengan cara manual, dan semakin lama, kalau jenangnya mengental maka mengaduknya pun semakin berat. Aku bayangin orang - orang yang ngaduk jadi keringetan (kan panas dan berat tuh hehehe) , masuk ke adonan jenang. Hiiii.. Si thoni ini bikin mesin pengaduk, jadi gak perlu lagi pake tenaga manusia. Keren, kan? Selain itu juga lebih higienis.

 Aku punya cerita lain dari IKM jenang jubung ini. IKM ini semakin lama semakin habis karena tidak ada regenerasi. Setelah mendapat pendidikan anak - anak pemilik jenang jubung ga mau meneruskan usaha keluarga. Alasannya karena bagi mereka usaha ini sudah ketinggalan jaman. Jaman sekarang, siapa mau mengaduk jenang 10 jam? Apalagi kalau sudah punya gelar. Padahal bisnis ini cukup menjanjikan. Nah, dengan adanya mesin si Thoni ini, diharapkan anak - anak pemilik industri jenang jubung mau melanjutkan usaha keluarga. Kan sekarang ga usah ngaduk lagi tuh. Jadi mereka bisa lebih berkonsentrasi ke urusan - urusan halus seperti pemasaran dan manajemennya :).  (P.S. Buat kamu yang bisa bikin mesin, jangan lupa mengembangkan mesin untuk IKM seperti si Thoni ya :), secara tidak langsung kamu bisa memperkuat ekonomi negara lhoo)

 Kemudian, bisa diberi pelatihan untuk manajemen dan pemasaran. Banyak IKM yang gulung tikar karena manajemen yang kurang baik. IKM  yang bentuknya home industry biasa dikelola bersama dalam keluarga. Jadi kadang dana produksi kepake buat kebutuhan sehari - hari. Kalau ada duit, bikin barang, kalau ga ada, tunggu sampai ada. Yaa kapan majunya kalo kayak gini. Coba kalau mereka dikasih pengetahuan tentang cara memasarkan dan cara mengelola uang. Hopefully, mereka bisa jadi lebih bijak dan lebih maju dalam mengelola usahanya.Ada sebuah contoh untuk gerakan ini. Beberapa bulan lalu di Universitas Pelita Harapan Surabaya,ada pelatihan untuk IKM pembuat batik. Selain diajari cara bikinnya, mereka dapat paket lengkat dan hemat tentang cara pemasaran, manajemen, dan lain sebagainya.  

Omong - omong tentang pengembangan masyarakat, aku pernah bikin penelitian tentang ini. Hasilnya? Ternyata pengusaha - pengusaha IKM perlu banget yang kayak gini. 

Sampai di sini dulu yaa, aku mau ke Royal, ada job make up in orang dan les :) Hehehe sebenarnya ada beberapa poin lagi. Pasti kulanjutin setelah aku punya waktu luang lagi :) Hopefully, entri ini membantu yaa, terutama buat adik2 angkatan psikologi yang lagi ngerjain tugas ini. Maaf ya, karena ga ada studi pustaka lebih dalam. Entri ini mainly opini, ingatan, pengalaman, dan common sense hehehe. Tapi bisa dicari kok.

No comments:

Post a Comment